Rabu, 08 Februari 2012

Pendekatan Behavioral untuk Pembelajaran Perskriptif

-->
Pendekatan Behavioral untuk Pembelajaran Perskriptif
Inti model pembelajaran behavioral mensyaratkan adanya pelatihan respon yang dirancang dalam kaitannya dengan stimulus yang terkontrol. Karena pebelajar harus mengidentifikasi stimulus yang tepat agar dapat merespon, mereka harus diberi kesempatan untuk berlatih membedakan antara stimulus yang relevan dan yang tidak dan dapat berlatih menggeneralisasikan unsure-unsur lainnya.
Keempat keterampilan dasar (diskriminasi, generalisasi, asosiasi, dan merangkai) adalah unsur dasar untuk semua tipe tujuan pembelajaran yang diajarkan baik di sekolah maupun pelatihan. Salah satu katagori taksonomi yang sering digunakan yaitu: pemanggilan kembali fakta, memberikan dan mengilustrasikan definisi, memberikan dan menerapkan penjelasan, melaksanakan aturan, dan memecahkan masalah. Variasi tipe tujuan, masing-masing dibedakan dengan mengacu pada karakteristik elemen keterampilan yang membangunnya. Akan tetapi, secara umum seluruh tujuan pembelajaran disusun dari penggabungan elemen keterampilan dasar yang sama. Setiap tujuan spesifik dalam kategori tersebut juga dipengaruhi karakternya oleh kelebihan idiosinkrasi. Pembelajaran harus diarahkan pada prasyarat umum dan idiosinkrasi ini.
Berikut adalah unsur-unsur strategi dalam pembelajaran :
Perangkat Stimulus Komponen Keterampilan Tujuan perlakuan rutin

kesamaan dan ketidaksamaan

diskriminasi stimulus

pemanggilan kembali fakta-fakta

§ petunjuk
§ contoh
§ prinsip/aturan
§ frekuensi dan variasi latihan



memberikan dan menerapkan penjelasan

jumlah ang. per kelas


penyeragaman respon
pembentukan

§ ukuran unit
§ kekuatan petunjuk
§ pengenalan/edit/memproduksi
§ contoh kesulitan

mengikuti aturan


hubungan
Perangkat respon

pemecahan masalah

Perangkat Stimulus Respon Kondisi performa
spesialisasi

§ konkrit/abstrak
§ gangguan
§ latihan kesalahan
§ rangkaian terbalik
§ latihan prinsip2

Tabel tersebut merangkum seluruh prinsip kunci. Kolom empat mengidentifikasi jenis-jenis perlakuan yang mungkin diterapkan pada tujuan yang terdapat pada kolam tiga. Kolom dua mengaplikasi keterampilan dan kondisi performa yang dipersyaratkan untuk mencapai tujuan di kolom tiga. Kolom satu mengidentifikasi perangkat subjek (pebelajar) yang menentukan mudah tidaknya mereka mempelajari keterampilan yang tersebut pada kolom dua.
Pembelajaran harus mengantisipasi kesulitan belajar, keterampilan dasar dan untuk memenuhi prasyarat performa (pemanggilan kembali dan transfer) tujuan. Kesulitan dalam belajar lebih bisa terjadi pada pemahaman fungsi karakteristik stimulus dan respon spesifiknya. Karakteristik tersebut meliputi karakteristik tujuan; kesamaan/ketidaksamaan; jumlah properti stimulus dan respon; jumlah kelas dan jumlah peserta kelas; jumlah asosiasi; membandingkan asosiasi-asosiasi stimulus-respon; dan panjang rangkaian. Seberapa banyak dan bagaimana karakter-karakter tersebut diterapkan dalam tujuan khusus menentukan prasyarat idiosinkrasi dan sesulit apa bagi siswa untuk mempelajarinya.
Dalam pendekatan behavioral desain pembelajaran, setiap tujuan dianalisa ada tidaknya karakreistik stimulus-respon tersebut. Hasilnya mengindikasikan hambatan-hambatan dalam mempelajari komponen keterampilan. Prasyarat performa pemanggilan kembali dan transfer, untuk tujuan tersebut, juga dapat dianalisa. Maka, dalam pendekatan behavioral, cukuplah mengkategorikan tujuan sebagai “pemanggilan kembali fakta” atau “memberikan definisi” atau “ mengikuti aturan”, dan seterusnya. Penting pula untuk mengidentifikasi keterampilan-keterampilan dasar dan property stimulus-responnya dalam menentukan tingkat kesulitan mempelajari keterampilan tersebut. Treatments (perlakuan-perlakuan) dipilih karena kesesuaiannya untuk mengajarkan keterampilan tersebut serta untuk mengatasi properti stimulus-respon agar lebih mudah dipelajari.
Berikut adalah kondisi yang mempermudah pembelajaran keterampilan .
Diskriminasi
Generalisasi
Properti/perangkat Stimulus
Properti/perangkat respon
§ kesamaan stimuli yang didiskriminasi
§ Jumlah perangkat stimulus berdasarkan perbedaan stimuli
§ Jumlah kelas stimuli untuk dibedakan satu dengan lainnya
§ Kesamaan respon yang memiliki perbedaan satu dengan lainnya
§ Jumlah perangkat respon bentukkan dasar untuk pembedaan respon
Asosiasi
§ Kesamaan stimuli atau respon dalam beragam stimuli-respon
§ Jumlah pasanag S-R
§ Kekuatan asosiasi S-R yang timbul dan prasyarat sebuah respon diasosiasikan dengan stimulus yang asli
§ Ketidaksamaan stimuli dalam generalisasi paraagraf
§ jumlah perangkat stimulus dengan dasar generalisasi
§ jumlah stimulus sebagai anggota dalam sebuah kelas
§ ketidaksamaan antara respon yang mempersyaratkan generalisasi respon
§ Jumlah perangkat respon bentukan dasar untuk generalisasi respon
Rangkaian
§ Panjang rangkaian (jumlah stimulus-respon dalam rangkaian)
§ Ada tidaknya kondisi lain yang dapat diterapkan dengan S-R individu atau sebuah unit dalam rangkaian
Treatments (perlakuan-perlakuan) harus diserasikan dengan tujuan individual. Hal ini dapat dilakukan melalui penyampaian rutin, penghalusan, atau perhatian khusus. Untuk beberapa tujuan merupakan hal yang strategis, terutama pada pemberian perhatian rutin. Mengajarkan para siswa untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu adalah contoh umum dari jenis perhatian rutin dimaksud.
Prioritas-prioritas Perlakuan
Perlakuan Rutin
Membentuk Kemajuan
Menspesialisasi Perlakuan
..Petunjuk
(apa dan bagaimana)
..contoh aturan-aturan
Latihan terkait
Latihan kriteria perilaku utuh
..ukuran unit pengurangan
..Kekuatan petunjuk yang
Bervariasi
..pemilihan tugas
..kesulitan contoh yang
Bervariasi
Latihan terkait
latihan versi yang lebih mudah dari variasi perlakuan diikuti oleh latihan kriteria perilaku
..kemajuan konkrit dan abstrak
..gangguan S atau R
..pelatihan kesalahan
..rangkaian terbalik
..melatih prinsip-prinsip
Latihan terkait
latihan sesuatu yang lain dari kriteria perilaku diikuti latihan kriteria perilaku
Pada saat mengantisipasi kendala belajar, penghalusan rutin dapat meningkatkan kemampuan siswa secara bertahap. Penghalusan rutin dapat dilakukan dengan teknik sebagai berikut: menguraikan performa tahap demi tahap, atau meminta siswa melatih performanya bagian demi bagian; menyiapkan petunjuk dengan berbagai tahap bantuan – dengan meminta siswa melatih performa dengan bantuan yang paling kuat dan menurunkannya secara bertahap dengan bantuan (petunjuk) yang lebih lemah; penjadwalan latihan dengan berbagai alternatif, siswa berlatih dengan model yang mudah sampai kepada model yang sesuai kriteria; menyiapkan berbagai contoh dengan berbagai tingkat kesulitan dan mensyaratkan siswa berlatih dengan contoh yang mudah dan secara bertahap meningkat ke yang lebih sulit.
Untuk masalah belajar khusus, tipe perhatian terspesialisasi dapat dipertimbangkan. Untuk pelatihan remedial, perlu disampaikan latihan yang benar dan yang salah dalam mengerjakan sesuatu, secara berimbang; untuk performa yang melibatkan rangkaian yang panjang dapat dilatih dengan rangkaian arah mundur (backward chaining); pada kesulitan diskriminasi, latihan pengenalan atau latihan dengan stimulus yang berbeda; atau pada kesulitan transfer, dilatih tentang prinsip-prinsip.
Demi efisiensi, pencerahan secara rutin sebagai prioritas utama. Yang tidak rutin, karena meningkatkan rentang waktu pembelajaran, hanya untuk kasus tertentu.
Integrasi keseluruhan tipe perlakuan-perlakuan ini adalah latihan dan umpan balik untuk menjamin akuisisi, pengulangan untuk pembiasaan, dan latihan variatif untuk menjamin transfer dalam situasi baru.
Pertimbangan behavioral ini diterapkan dalam tujuan pembelajaran. Dalam pengajaran yang memiliki multi tujuan, diperlukan rasionalisasi atau bahkan pertimbangan ateoritis.
Beberapa tujuan merupakan “prasyarat” bagi tujuan lainnya. Siswa tidak dapat memisahkan yang satu dengan yang lain. Tujuan sebagai prasyarat ini perlu disampaikan pada awal pembelajaran atau setidaknya pada awal bahasan. Di lain fihak, ada juga tujuan sebagai koordinat tujuan pembelajaran lainnya. Artinya, tujuan tersebut harus diselesaikan terlebih dahulu sebelum memulai tujuan yang baru. Jadi, walaupun dalam performa kadang-kadang ditampilkan terlebih dahulu, tetapi dalam pembelajaran baru muncul kemudian. Terdapat pula tujuan yang berdiri sendiri dan tidak tergantung atau mempengaruhi tujuan lainnya. Tujuan-tujuan ini dapat pula dipelajari secara tidak berurutan.
Latihan adalah inti dari formula yang berdasarkan pada behavior. Ini juga merupakan inti formula pengajaran dengan satu tujuan dan multi tujuan pembelajaran. Dalam rangka efisiensi dan efektifitas pembelajaran, melatih tugas-tugas dilakukan secara terencana, terukur dan bertahap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Entri Populer