UAN, Mengukur Apa?
UAN Bukan
Hanya Mengukur Kemampuan Kognitif
Ujian Nasional untuk tingkat sekolah menengah atas, hari
senin-rabu ini dilaksanakan di tengah hiruk pikuk pemilu legislatif. Maka,
tidak mengherankan, helatan nasional yang biasanya seminggu sebelumnya sudah
ramai dibicarakan media ini, seolah tenggelam dalam berita-berita hasil pemilu
dan seluk beluk peristiwa yang terjadi selama pelaksanaan pemilu.
Ini tidak lantas menjadikan helatan nasional yang memakan
biaya sekitar 545 Miliar rupiah itu menjadi kecil, terutama bagi siswa, orang
tua, dan dunia pendidikan umumnya. Perihal
UAN ini merupakan perkara yang sesungguhnya telah cukup memeras keringat siswa,
orang tua, dan semua yang terkait dalam pelaksanaannya. Maka, mari kita lihat
apakah tujuan UAN ini sudah dapat mencerminkan mutu pendidikan di Indonesia.
Ujian Akhir Nasional
(UAN) adalah sistem evaluasi standar
pendidikan secara nasional dan persamaan mutu tingkat pendidikan antar daerah
yang dilakukan oleh pusat penilaian pendiidikan Depdiknas di Indonesia. UU RI
no 20 thn 2003 menyatakan bahwa dalam rangka pengendalian mutu pendidikan
secara nasional dilakukan evaluasi sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggaraan
pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Tujuan diselenggarakannya UAN, diantaranya adalah (a)
mengevaluasi mutu pendidikan nasional sebagai bentuk akuntabilitas
penyelenggaran pendidikan; (b) mengevaluasi peserta didik, lembaga, dan program
pendidikan pada jalur formal dan nonformal untuk semua jenjang dan jenis
pendidikan. (UU No.20 Tahun 2003). UAN juga bertujuan untuk mengevaluasi hasil pendidikan dalam
ranah kognitif pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi. (PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 66).
Jadi, kalau kita cermati, Ujian Nasional bukan hanya menguji
siswa, seperti yang dipahami banyak orang.
Ujian Nasional juga pada dasarnya menguji semua penyelenggara
pendidikan. Maka, tingkat keberhasilan/kelulusan siswa sering kali dijadikan
tolok ukur keberhasilan penyelenggara pendidikan. Penyelenggara pendidikan
dalam hal ini, bukan hanya sekolah yang terkait, tetapi juga pemerintah daerah
sampai pusat. Alhasil, tingkat kelulusan siswa menjadi sangat penting dalam
mendongkrak ‘wibawa’ penyelenggara pendidikan. Betulkah Ujian Nasional
(UAN) dapat mencerminkan mutu pendidikan secara nasional?
Sebenarnya,
UAN bukan satu-satunya cara untuk mengukur mutu
pendidikan secara nasional. Beberapa organisasi dunia juga secara
berkala mengukur mutu pendidikan di berbagai negara dalam skala internasional.
Beberapa organisasi itu adalah:
(1) Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan
(OECD) mengukur mutu pendidikan di suatu negara melalui Programme for
International Students Assessment (PISA) yang mengukur tiga kemampuan pokok,
yaitu membaca, matematika, dan sains. Hasil PISA dalam empat tes terakhir secara konsisten menunjukkan, mutu pendidikan
di Indonesia masih di bawah rata-rata OECD.
(2) Pengukuran lain adalah Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Progress in International Reading and
Literacy Study (PIRLS) yang dilakukan oleh International Study Center-Boston
College USA. Sama dengan PISA, TIMSS dan PIRLS juga menguji kemampuan membaca,
matematika, dan sains. Hasil uji tahun 2011 menunjukkan, Indonesia juga masih
di bawah rata-rata dunia.
Menanggapi
hasil pengukuran tersebut, Menteri Pendidikan mengatakan bahwa hasil tersebut
membuat semakin pentingnya dilaksanakan kurikulum 2013 sebagai perbaikan dari
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Perubahan paradigma dan pendekatan
dalam Kurikulum 2013 diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional.
Beberapa kalangan pemerhati pendidikan mengharapkan bahwa dengan berlakunya
Kurikulum 2013, juga akan mengubah sistem evaluasi. UAN yang selama ini
mengevaluasi siswa dalam ranah kognitif saja, diharapkan berubah menjadi
evaluasi yang menyeluruh dan dapat mencerminkan mutu pendidikan nasional yang
sesungguhnya.
Kita
tidak bisa menutup mata dan telinga bahwa setiap dilaksanakannya UAN, selalu
santer berita mengenai kunci jawaban yang menyebar diantara siswa. Hal ini,
tentu saja mencederai tujuan dilaksanakannya ujian, mencederai nilai luhur
tujuan pendidikan nasional, dan mencederai dunia pendidikan pada umumnya. Maka,
sesungguhnya UAN bukan hanya mengukur ranah kognitif saja, UAN juga mengukur
ranah afektif, dan sejauh mana keberhasilan pendidikan karakter.