Golongan
Darah
Bukan tidak ada alasan, ketika kita mengisi bio data, ada
pertanyaan mengenai golongan darah. Informasi mengenai golongan darah biasanya
harus kita isi pada bio data sekolah, mulai dari sekolah dasar sampai sekolah
lanjutan. Alasannya, paling tidak kalau terjadi kecelakaan (mudah-mudahan tidak
terjadi kan!), pihak sekolah (atau
institusi manapun), mengetahui golongan darah kita dan bisa melakukan
pertolongan dengan cepat.
Tapi lain halnya dengan anak saya yang masih duduk di bangku
sekolah menengah pertama, masalah golongan darah rupanya merupakan masalah yang
cukup membuat galau. Sudah berbulan-bulan yang lalu, dia bertanya mengenai
golongan darahnya. Karena saya belum punya waktu (atau malas) untuk
memeriksakan golongan darahnya ke puskesmas, tentu saja saya jawab bahwa
kemungkinan golongan darahnya B, sama seperti abang-abangnya. Tapi karena belum
pernah diperiksa, rupanya anak saya meragukan jawaban yang saya berikan.
Kegalauannya terus berlanjut. Selidik punya selidik, sumber
kegalauannya adalah ketakutannya mempunyai golongan darah yang berbeda dengan
abang-abangnya dan takut disebut anak pungut.
Saya, sebagai orang tua yang mengaku sibuk, rupanya tidak
terlalu memikirkan kegalauannya tersebut. Malahan, kami sering menggoda ketakutannya
sebagai anak yang tertukar. Tadinya hanya bercanda saja, tapi rupanya sikap itu
bukanlah sikap yang bijaksana sebagai orang tua. Karena menganggap remeh
masalah golongan darahnya. Alhasil kegalauannya bertambah-tambah. Makin
seringlah anak saya meminta untuk diperiksa golongan darahnya.
Akhirnya kesadaran sebagai orang tua melihat sikap galau
anaknya membuat saya membawa anak saya ke poliklinik untuk memeriksa golongan
darahnya. Sebelum berangkat ke poliklinik, kegundahan anak saya meningkat. Ini
membuat saya tersenyum simpul, karena tentu saja saya yakin dia anak kandung
saya(wong saya yang melahirkannya).
Hasil pemeriksaan golongan darah anak saya ternyata bukan
golongan B, tapi golongan darahnya O. Tapi, anak saya tetap tersenyum ceria
karena tahu bahwa golongan darah bapaknya B, tapi golongan darah mamanya O.
Mungkin kita harus mulai melihat segala sesuatu bukan dari
pandangan kita, tapi melihatnya dari pandangan anak kita. Kadang, kita sebagai
orang tua, terlalu meremehkan hal-hal yang oleh anak kita dianggap sebagai
masalah yang besar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar